LEBAK, kabar1.com – Pengrajin arang yang berada di Desa Sukarame Kecamatan Sajira mengaku terus kebanjiran order pesanan arang, tingginya permintaan tersebut terkadang tidak dapat terpenuhi akibat kurangnya modal produksi.
Menurut Achmad, pembuatan Arang kayu yang digelutinya tersebut merupakan usaha turun temurun sejak jaman Kakek Buyutnya, sehingga dari kemapuanya membuat arang kayu tersebut dirinya bisa menghidupi dan menyekolahkan anak-anaknya hingga saat ini.
Lebih lanjut dikatakan Achmad, permintaan arang kayu tersebut terus meningkat, bahkan sampai seribu karung perhari, namun akibat keterbatasan modal ditambah dengan bersarnya permintaan arang tak jarang dapat terpenuhi sesuai permintaan.
“Saya bersama tiga orang pekerja hanya mampu memenuhi pembuatan arang sebanyak 150 hingga 200 karung perhari, dengan harga jual perkarungnya sebesar Rp.18.000, harga jualnya sangat renda, sedangkan bahan baku utamanya harus dari kayu keras, dan itu sangat mahal, meskipun kayu sangat berlimpah disini,” terangnya.
Berdasarkan dengan hal tersebut, pihaknya berharap kepada pemerintahan untuk memberikan bantuan permodalan lunak tanpa bunga atau tanpa Jaminan, serta pembinaan dari pemerintah agar usaha yang digelutinya tersebut bisa terus bertahan dan berkembang.
menurutnya, hingga saat ini usaha pembuatan arang miliknya belum pernah tersentuh oleh Bantuan dan Pembinaan dari Pemerintah, baik Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak maupun Pemerintah Propinsi Banten.PIK