BOGOR, kabar1.com – Penyakit Tiorid memang tidak sepopuler diabetes, jantung, liver, hipertensi. Namun grafik penderita penyakit tiorid dalam satu tahun terus meningkat. Hal ini dikatakan Dirut Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi drg Hesti Iswandari saat melakukan perjanjian kerjasama program Refer Up penyakit tiroid di gedung RSUD Ciawi, Jumat (11/5/2018).
Indonesia dengan jumlah penduduk yang begitu banyak, menjadi negara yang menempati posisi sebagai negara tertinggi di Asia Tenggara dan menempati kedua tertinggi di Asia dengan kasus gangguan tiroid. Diperkirakan, kurang lebih 17 juta masyarakat Indonesia mengalami gangguan tiroid.
Sementara itu, di Kabupaten Bogor sendiri masyarakat dengan kasus gangguan tiroid memang tidak terlalu tinggi. Hanya saja grafik peningkatannya terus meningkat.
Menurut drg Hesti, pelayanan bagi penderita gangguan tiroid sudah lama dilakukan, hanya saja memang belum maksimal. Sebab, masih banyak.dokter umun yang memiliki kemampuan rendah mendiagnosis gejala penyakit tiorid.
Kedepan, RSUD Ciawi akan meningkatkan pelayanan untuk penyakit ini, baik dari SDM maupun lainnya. “Pelayanan terhadap penderita gangguan tiroid sudah lama ada di RSUD Ciawi. Hanya saja jumlah pasiennya sedikit,” ujar drg Hesti
Sementara, Dr Fatimah mengatakan, gejala penyakit tiroid bisa dikenali jika seseorang sering mengalami detak jantung yang cepat, berat badan turun dengan cepat serta sering mengalami keluar keringan secara berlebih. Kalau sudah seperti itu, lebih baik segera periksakan ke dokter.
“Ya kalau.memiliki gejala seperti detak jantung sangat cepat, adanya penurunan berat badan dan sering keluar.keringan sangat banyak, cepat periksa, karena semua itu.menjadi gejal tiroid,” ungkapnya.
Ia mengakui, untuk memeriksa atau uji lab penyakit ini masih memerlukan biaya tinggi, sebab satu kali cek lab saja seseorang harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 1.200.000. Itu pun belum tentu seseorang tersebut menderita penyakit tiroid.FUZ